Oleh Pater Steph Tupeng Witin, SVD
Luk 7: 11-17
Lukas dalam Injil hari ini menyingkap sisi kemanusiaan Yesus. “Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan” (Luk 7:13).
Hati Tuhan sangat mudah tergerak oleh belas kasihan. Ia mudah tersentuh atas duka dan derita. Ada dua alasan tindakan belas kasih Tuhan.
Pertama, janda yang bersedih adalah kelompok yang lemah dan tak berdaya. Janda ini telah kehilangan suami dan kini ia harus kehilangan anaknya lagi.
Baca Juga: 'Filsafat di Mata Sastrawan', Resensi Buku Pater Frizt Meko SVD: 'Kepada yang Terhormat'
Kehilangan suami dan anak tunggalnya berarti kehilangan jaminan kesejahteraan hidup.
Kedua, pemuda yang meninggal adalah anak satu-satunya alias tunggal yang menjadi harapan dan tumpuan hidup di masa depan.
Pada masa Yesus, kaum laki-laki menjadi penopang hidup ekonomi dan kesejahteraan keluarga. Bila suami meninggal, anak laki-laki menggantikan peran sang ayah.
Belas kasih Tuhan itu nyata bagi orang yang pantas menerimanya. Bangkitnya seorang anak muda di Nain itu membangkitkan kembali harapan sang ibu terhadap sang anak yang kelak menjadi sandaran hidupnya.
Orang banyak yang mengikuti Dia pun semakin percaya bahwa Allah telah melawati mereka melalui kehadiran Yesus yang penuh belas kasih kepada orang kecil, lemah, tertindas dan menderita seperti janda miskin dari Nain ini.
Gereja Katolik melukiskan “belas kasih” itu dengan kata Latin: misericordia, yang terbentuk dari dua kata: miser: sengsara, kesedihan, kasihan dan cor: hati, inti terdalam hakikat manusia.
Maka misericordia bermakna: hati yang turut menanggung, merasakan kesengsaraan, kesedihan, dukacita yang dialami sesama.
Ungkapan Latin yang semakna adalah compassio:cum-passio: bersama-sama menanggung kesengsaraan.
Artikel Terkait
Renungan Minggu Biasa XXIII, 10 September 2023: Penjaga Saudara
Renungan Senin, 11 September 2023: Kesalehan Sosial
Renungan Selasa, 12 September 2023: Jalan Menuju Tuhan
Renungan Rabu, 13 September 2023: Melawan Ketidakadilan Sosial
Renungan, Jumat, 15 September 2023: Perempuan Tanpa Ketakutan
Renungan Sabtu, 16 September 2023: Pohon Bijaksana
Renungan Minggu, 17 September 2023: (Minggu Biasa XXIV , Mat 18: 21-35)
Renungan, Senin, 18 September 2023: Pintu Tuhan