Karena dia berbicara seperti ini, banyak yang menjadi percaya padanya. Yohanes 8:30
Yesus telah mengajar dengan cara yang terselubung tetapi sangat mendalam tentang Siapa Dia.
Dalam perikop sebelumnya, Dia menyebut diri-Nya sendiri sebagai "roti hidup", "air hidup", "terang dunia", dan Dia bahkan memakai gelar kuno Tuhan "AKULAH AKU".
Selain itu, Dia terus-menerus mengidentifikasikan diri-Nya dengan Bapa di Surga sebagai Bapa-Nya yang dengannya Dia dipersatukan secara sempurna dan oleh-Nya Dia diutus ke dunia untuk melakukan kehendak-Nya.
Misalnya, tepat sebelum baris di atas, Yesus menyatakan dengan jelas, “Ketika kamu meninggikan Anak Manusia, maka kamu akan menyadari bahwa AKU ADALAH, dan bahwa aku tidak melakukan apa-apa sendiri, tetapi aku hanya mengatakan apa yang Bapa ajarkan kepadaku. ” (Yohanes 8:28).
Dan karena inilah banyak orang menjadi percaya kepada-Nya. Tapi kenapa?
Baca Juga: Bacaan I Hari Biasa Pekan V Prapaskah, Selasa 28 Maret 2023 (Bilangan 21:4-9)
Saat Injil Yohanes berlanjut, ajaran Yesus tetap misterius, dalam, dan terselubung. Setelah Yesus berbicara kebenaran yang mendalam tentang Siapa Dia, beberapa pendengar menjadi percaya kepada-Nya, sementara yang lain memusuhi-Nya.
Apa perbedaan antara mereka yang menjadi percaya dan mereka yang pada akhirnya membunuh Yesus? Jawaban sederhananya adalah iman.
Baik mereka yang percaya kepada Yesus maupun mereka yang merencanakan dan mendukung pembunuhan-Nya mendengar ajaran Yesus yang sama. Namun reaksi mereka sangat berbeda.
Hal yang sama berlaku bagi kita hari ini. Sama seperti mereka yang pertama kali mendengar ajaran ini dari mulut Yesus sendiri, kita juga disuguhi ajaran yang sama.
Kita diberi kesempatan yang sama untuk mendengarkan perkataan-Nya dan menerimanya dengan iman atau menolaknya atau bersikap acuh tak acuh.
Apakah Anda salah satu dari banyak orang yang menjadi percaya kepada Yesus karena perkataan ini?
Membaca ajaran Yesus yang terselubung, misterius dan mendalam ini seperti yang disajikan dalam Injil Yohanes membutuhkan karunia khusus dari Tuhan jika kata-kata ini akan berdampak pada kehidupan kita apa pun.
Artikel Terkait
Renungan Harian Katolik, Rabu Abu, 22 Februari 2023: Menjadi Orang Kristen 'Rahasia'
BHF-917b & 950: Buku Renungan Harian Santa Faustina
Renungan Harian Katolik, Jumat, 10 Maret 2023: Membangun Kerajaan Allah
Renungan Harian Katolik, Rabu, 15 Maret 2023: Kemuliaan Hukum Baru
Renungan Harian Katolik, Kamis Pekan Ketiga Prapaskah, 16 Maret 2023: Kerajaan Allah Ada di Antara Kita
Renungan Harian Katolik, Jumat, 17 Maret 2023: Tidak Menahan Apa-Apa
Renungan Harian Katolik, Sabtu, Pekan Ketiga Prapaskah, 18 Maret 2023: Dibenarkan oleh Rahmat
Renungan Harian Katolik, Senin Prapaskah IV, 20 Maret 2023: Keagungan Santo Yosef
Renungan Harian Katolik, Jumat Pekan Prapaskah IV, 24 Maret 2023
Renungan Harian Katolik, Sabtu, 25 Maret 2023 Hari Raya Kabar Sukacita: Aku adalah Hamba Tuhan, Terjadilah ..