Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada. " Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah. (Yoh.8:58-59)
Ketika Musa bertemu dengan Tuhan di semak yang terbakar, Tuhan mengungkapkan nama-Nya: AKU.
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa penyingkapan nama Allah ini ”sekaligus adalah sebuah nama yang dinyatakan dan sesuatu seperti penolakan sebuah nama”.
Itu mengungkapkan bahwa Tuhan "jauh di atas segala sesuatu yang dapat kita pahami atau katakan." Dia adalah “Allah yang tersembunyi.”
Dia juga adalah “Tuhan yang membuat dirinya dekat dengan manusia” di setiap saat dalam hidup kita (lihat KGK #206).
Dalam Injil kita hari ini, Yesus mengidentifikasi diri-Nya dengan Allah yang tersembunyi ini. Dia menyatakan bahwa Dia sendiri mengenal Bapa-Nya dan bahwa Bapa memuliakan Dia karena Dia adalah AKU yang agung.
Bagi orang-orang pada masa itu, ini merupakan wahyu yang mengejutkan, setidaknya bagi mereka yang gagal memahami kebenaran ini dalam iman.
Tetapi nama misterius itu mengungkapkan kepada kita tidak hanya esensi Tuhan, tetapi juga mengungkapkan bagaimana kita harus berhubungan dengan Tuhan yang tak terbatas, tersembunyi, agung dan mulia ini.
Saat Yesus mengungkapkan identitas-Nya, Dia tidak mengatakan, “sebelum Abraham jadi, Aku sudah ada.” Dia berkata, "AKU."
Ini mengungkapkan bahwa Yesus tidak hanya ada sebelum Abraham, tetapi keberadaan-Nya melampaui segala waktu.
Dia selalu dan di mana-mana IS. Meskipun ini mungkin tampak terlalu filosofis bagi sebagian orang, ini adalah konsep penting untuk dipahami karena dua alasan penting.
Pertama, itu memberi kita wawasan yang lebih besar tentang Tuhan. Namun, kedua, ini mengungkapkan kepada kita bagaimana seharusnya kita berhubungan dengan Tuhan setiap hari.
Tuhan bukanlah Tuhan di masa lalu. Dia bukan Tuhan masa depan. Dia adalah Tuhan saat ini. Jika kita hendak menjalin hubungan dengan Tuhan, maka kita harus menyadari bahwa kita hanya dapat bertemu dengan-Nya pada saat ini.
Dia adalah Di Sini dan Sekarang, begitulah. Dan kita harus mencari Dia di sini dan saat ini, di saat ini saja.
Artikel Terkait
Renungan Harian Katolik, Jumat, 10 Maret 2023: Membangun Kerajaan Allah
Renungan Harian Katolik, Rabu, 15 Maret 2023: Kemuliaan Hukum Baru
Renungan Harian Katolik, Kamis Pekan Ketiga Prapaskah, 16 Maret 2023: Kerajaan Allah Ada di Antara Kita
Renungan Harian Katolik, Jumat, 17 Maret 2023: Tidak Menahan Apa-Apa
Renungan Harian Katolik, Sabtu, Pekan Ketiga Prapaskah, 18 Maret 2023: Dibenarkan oleh Rahmat
Renungan Harian Katolik, Senin Prapaskah IV, 20 Maret 2023: Keagungan Santo Yosef
Renungan Harian Katolik, Jumat Pekan Prapaskah IV, 24 Maret 2023
Renungan Harian Katolik, Sabtu, 25 Maret 2023 Hari Raya Kabar Sukacita: Aku adalah Hamba Tuhan, Terjadilah ..
Renungan Harian Katolik, Selasa, Pekan Prapaskah V, 28 Maret 2023: Bahasa Yesus
Renungan Harian Katolik, Rabu Pekan V Prapaskah: Kebenaran Akan Membebaskabmu