Bacaan I Titus 1:1-9
Mazmur Tanggapan Mzm 24:1-4b.5-6
Injil Lukas 17:1-6
"....engkau harus mengampuni dia"
Luk 17:4
(Dimitte ili)
ADA yang kita rawat sejadinya dalam diri kita. Ini bukan merawat hal yang indah, yang baik dan yang benar. Bukan! Tetapi, kita merawat kesalahan sesama kita. Kita tumpukan di dalam hati kita segala dosa, kelemahan dan semua kekurangannya.
Baca Juga: In Memoriam Pater Jan Olecki, SVD, Pastor Pendoa yang Melayani
KITA memang sudah tahu, bahwa semuanya sungguh 'menyakitkan.' Sebab, semuanya berkaitan langsung dengan rasa, isi serta suasana hati kita sendiri. "Ada sesama yang memang nyata-nyata telah membuat kita terluka dan menangis."
KITA bertarung untuk membuang semuanya bersama berlalunya waktu. Agar semuanya terhempas tanpa ada lagi kenangan penuh pilu yang menggerogoti. Namun, sekian kuat kah kita untuk tiba di titik pembebasan lahan hati itu?
TIDAK KAH kita malah membakukan kesalahan sesama dalam bongkahan dendam? Dan lalu siapkan peluru-peluru maut untuk bisa membalas? Sebab kita terlalu yakin bahwa kelegahan batin akan digapai dengan 'membalas semua kesalahan sesama dengan tindakan yang sama pula.'
Baca Juga: Staf Vatikan, Padre Marco SVD Tandaskan bahwa Kabar tentang Paus ke Bali Itu Hoax
MELIHAT sesama yang bersalah sungguh dengan 'tatapan kasih dan pengampunan' bukanlah perkara mudah. Tetapi, seturut kata-kata Yesus, itulah yang harus dilewati.
ORANG baik, sabar, serta berjiwa besar dan berhati mulia tetaplah sedemikian adanya. Ia tak bisa dirusakkan oleh keadaan buruk yang dialaminya, yang diakibatkan oleh perbuatan sesamanya! Namun, ini juga bukanlah perkara yang mudah.
DI DUNIA yang penuh bising, dan di dalam arena penuh persaingan, tindakan untuk saling menghempaskan terasa amat nyata! Di situ, alam balas dendam banyak kali jadi tak terhindar. pengampunan dianggap sebagai 'kelemahan diri' yang tak mau menunjukkan 'kekuatan dan kekuasaan.'
Baca Juga: Paus di Bahrain: Orang-Orang Muda yang Terkasih, Kami Membutuhkan Anda!
DALAM iman akan Yesus, mari bebaskan diri sendiri dari segala ranjau sakit hati, tertekan, serta segala ketidaknyamanan diri, dengan berjiwa besar untuk mengampuni.
SETURUT semangat Yesus, dengan berani mengampuni, kita justru menunjukkan kekuatan diri dalam 'menemukan kembali sesama atau saudara kita yang sungguh bersalah itu.' Di situlah kekuatan Kasih sungguh menjadi nyata.
Artikel Terkait
Renungan Katolik, Senin, 24 Oktober 2022 (Pekan Biasa XXX, St Anthonius Maria Claret, Beata Maria Tuci)
Renungan Katolik, Selasa, 25 Oktober 2022 (Pekan Biasa XXX, St Gaudensius, 40 Martir Inggris)
Renungan Katolik, Kamis, 27 Oktober 2022 (Pekan Biasa XXX, Beato Contardo Ferini)
Renungan Katolik, Jumat, 28 Oktober 2022 (Pekan Biasa XXX, St Simon dan St Yudas, Rasul)
Renungan Katolik, Sabtu, 29 Oktober 2022 (Pekan Biasa XXX, St Narcissus)
Renungan Katolik, Senin, 31 Oktober 2022 (Pekan Biasa XXXI, St Alfonsus Rodriquez, St Foillan)
Renungan Katolik, Rabu, 02 November 2022: 'Tuhan, Buatlah Hati Kami Selalu Berpadu'
Renungan Katolik, Kamis, 03 Novembre 2022 (Pekan Biasa XXXI, St Hubertus, St Malakios, St Martin de Pores)
Renungan Katolik, Jumat, 04 November 2022 (Pekan Biasa XXXI, St Karolus Boromeus, St Emerik dr Hungaria)
Renungan Katolik Sabtu, 05 Nov 2022 (St Bertilla, St Elizabeth, Beato Daniel Dajani dan Giovanni Fausti)