• Kamis, 30 Maret 2023

Renungan Katolik Kamis, 10 November 2022 (Pekan Biasa XXXII, St Leo Agung , St Andreas Avelino)

- Kamis, 10 November 2022 | 06:08 WIB
Pater Kons Beo SVD
Pater Kons Beo SVD

Bacaan I Filemon 7-20
Mazmur Tanggapan Mzm 146:7-10
Injil Lukas 17:20-25

"Mereka yang tidak baik bagi orang lain adalah buruk bagi diri mereka sendiri"
St Leo Agung

KITA bisa teramat sayang pada diri sendiri. Memanjakan diri sejadinya. Memberi pujian setinggi langit. Dan membela diri kita sebegitu sengitnya.

Baca Juga: Novena Arwah Hari Ke-9

SEPERTINYA tak ada yang kurang dalam diri. Katanya, demi pencitraan diri sekian cemerlang, kita memang harus bertarung membentengi diri sendiri. Sebab kita tak ingin 'diserang.' Apalagi jika akhirnya harus 'merasa diri kalah.'

TETAPI, benar kah tak ada yang kurang dalam diri kita sendiri? Bahwa diri kita bebas dari keadaan 'retak-retak yang tidak enak punya'? Tidak kah terdapat 'dark side,' ya sisi gelap di dalam ruang diri dan hati kita sendiri?

SAYANGNYA, kita terkadang tak berani menyusuri peta diri kita yang penuh kabut suramnya itu. Kita tak sampai hati untuk menghakimi diri sendiri. Demi memberikan pelajaran serius dan berarti ke dalam diri sendiri.

Baca Juga: Nafa Urbach: I love Jesus ‘till I Die

NAMUN, kenapa kah mata kita mudah tersorot tajam pada kekurangan orang lain? Ketika kita gencar semburkan kata tentang kelemahan sesama? Saat kita berlaku buruk terhadapnya? Dan, kenapa kah kita selalu saja punya dan cari kesempatan untuk 'duduk bicara tanpa beban tentang mala petaka kehidupan orang lain?'

DI SINI, pada kenyataannya, kita lagi ekspresikan diri kita sendiri. Itulah diri kita sendiri yang sebenarnya suram dan banyak retaknya pula. Nampaknya, kita lagi berlaku curang terhadap sesama. Sebab kita jadi 'pengecut' terhadap diri sendiri. Tetapi kita sekian bebas berakrobat sana sini tentang ketidakhebatan orang lain.

TENTU bisa ditafsir dan dipahami seadanya dari apa yang diyakini oleh St Leo Agung. Kelakuan tak baik terhadap sesama adalah gambaran betapa tak indahnya hati dan seluruh pribadi kita sendiri. Bagaimanapun, kita tetap dipanggil untuk berlaku baik terhadap sesama. Itulah gambaran hati mulia hidup kristani.

Baca Juga: Uskup Katolik di Kenya: 'Kisah Kematian Beata Carola Menguatkan Iman Kita'

KATA St Teresa dari Kalkuta, "Jika kita terus saja membenci (berlaku buruk) terhadap sesama, kita sungguh kehilangan kesempatan untuk mengasihinya." Ganti berlaku tak baik, mari bertarung untuk berbuat baik, pun berharap yang baik. Setidaknya dalam doa kita yang sederhana.

Bukan kah demikian?

Halaman:

Editor: Maximus Ali Perajaka

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X