Renungan Katolik Jumat, 18 November 2022 (Pekan Biasa XXXIII, St Oddo, St Rosa Philippine Duchesne)

Bacaan I Wahyu 10:8-11
Mazmur Tanggapan Mzm 119:14.24.72.103.111.131
Injil Lukas 19:45-48

"Sebab seluruh rakyat terpikat padaNya..."
Luk 19:48
(Omnis enim populus suspensus erat....)

CINTA dan benci mana ada pernah berkarib? Keduanya selalu timbulkan gejolak. Entah di skala kecil entah di rana atas. Bila dalam diri ada sekaligus gelora cinta dan arus benci, katanya kita ada di pusaran ketidakmenentuan.

Baca Juga: Bacaan Injil, Kamis, 17 November 2022: Peringatan Wajib St Elisabet dari Hongaria

NAMUN bagaimana pun, antara cinta dan benci harus ada titik batas yang jelas. Tak mungkin seseorang membenci lantas pada saat yang sama ia mencintai. Pun mencintai sambil tercampur benci yang teramat sangat. Barangkali saja aura itu hanya pada getaran "benci tapi rindu juga."

ANTARA bencinya golongan elit Yerusalem dan cintanya kaum pada umumnya terdapat sosok Yesus. Yesus adalah "dinding kokoh" pertemuan antara CINTA dan BENCI. Iya, itulah yang nyata.

BUKAN KAH, "Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka berusaha untuk membinasakannya?" Namun, pada saat yang sama, "Seluruh rakyat terpikat padaNya dan ingin mendengarkan Dia?" (Luk 19:47.48)?

Baca Juga: Berkunjung ke Vatikan, PWKI Sampaikan Lima Hadiah Istimewa untuk Paus Fransiskus

KITA bisa saja berpribadi magnet, berdaya pikat. Penuh pesona menarik simpati. Dicari dan diburu-buru untuk didengar. Bahkan untuk hanya sepintas lintas dikagumi. Di titik ini ada nasihat bijak, "Tetapi jangan talalu MPO, yang bersemangat untuk "makan puji" yang tak ada garis pinggirnya."