Renungan Katolik, Jumat, 20 Januari 2023 (Pekan Biasa II, St Sebastianus, St Fabianus I-Paus ke 20)

Oleh P Kons Beo SVD

Bacaan I Ibrani 8:6-13
Mazmur Tanggapan Mzm 85:8.10.11-12.13-14
Injil Markus 3:13-19

"...untuk diutusNya memberitakan INJIL"
Mrk 3:14
(Et ut mittere eos praedicare)

HIDUP KITA ADALAH SUKA CITA INJILI

INJIL harus diwartakan. Itulah yang menjadi panggilan dasar hidup kristiani. Permandian tidaklah dibaca melulu sebagai 'tanda keanggotaan dalam Gereja.' Tetapi, yang terutama, adalah bahwa satu tanggungjawab perutusan menjadi 'tak terelakan' buat kita.

YESUS tak cuma memanggil para murid untuk selalu bersatu bersamaNya. Namun, pada saatnya, para murid itu diutusNya untuk mewartakan Injil. Menjadi garam dan terang dunia. Menjadi tanda harapan dan Kasih.

SETIAP murid selalu ada dalam lintasan: dipanggil, ikuti, tinggal bersamaNya, dan lalu diutusNya.Dan Tuhan sendiri selalu menyertai: kapan dan di mana saja.

INJIL tentu harus dihidupkan dalam keseharian. Dalam perjumpaan dengan sesama. Dalam cara hidup yang 'kecil dan sederhana.'

Injil adalah semangat dasar yang menjadi kekuatan hidup setiap kita.

DI TITIK selanjutnya, pengutusan oleh Tuhan juga berarti satu pembuktian akan nilai keluasan dan kerendahan hati untuk mengalami dunia dan isinya yang kaya dan majemuk. Ada sekian banyak nilai dan tawaran dunia yang dapat dipelajari.

KARENANYA, kita berjuang untuk terbuka hati untuk diinjili. Dari pertemuan kita dengan sesama, kita temukan nilai-nilai keindahan dari hidup itu sendiri.

KESADARAN untuk diinjili sering bukanlah menjadi perkara yang mudah. Sebab ini adalah perkara 'melawan diri' yang sulit mau mengalah, serba tahu dan serba benar. Dan menjadi lebih rumit lagi saat diri sendiri dijadikan sebagai patokan mutlak bagi yang lainnya.

MARI kita wartakan Injil dalam cara yang sederhana. Walau dalam serba kelemahan dan kekurangan, Tuhan tetap menuntun. Demi memperlengkapkan apa yang kurang dan segala yang jadi ungkapan ketidakberdayaan kita.

Verbo Dei Amorem Spiranti