• Minggu, 28 Mei 2023

10 Tahun 'Bahtera Nuh' Bersama Nahkoda Paus Fransiskus, Catatan Perjalanan 10 Tahun Pontifikat 2013-2023

- Sabtu, 25 Maret 2023 | 08:00 WIB
Bahtera Nabi Nuh
Bahtera Nabi Nuh


Oleh: Tomi Runesi, Misionaris SVD Chile

Prolog

Pada waktu Paus Benediktus XVI mengundurkan diri, Gereja Katolik terhanyut dalam kesedihan. Kesedihan ini bukan tanpa alasan.

Sebab, hal pengunduran diri seorang Paus adalah yang pertama dalam dunia modern dan kedua dalam sejarah Gereja semesta.

Belum pernah Paus di dunia modern yang mengundurkan diri. Tetapi, kesedihan itu tidak berlarut, karena kegembiraan akan Paus baru terpilih menjadi harapan bersama.

Baca Juga: BACAAN I, HARI RAYA KABAR SUKACITA, SABTU 25 MARET 2023 (YESAYA 7:10-14,8:10)

Cerobong asap paling terkenal dan bahkan ‘terkemuka’ dan satu-satunya di dunia di atas Kapel Sistine Vatikan. Cerobong ini menjadi penanda pertama Paus baru terpilih jika mengeluarkan asap putih.

Lebih dari itu, Paus baru yang terpilih bukan berasal dari Eropa seperti halnya yang lasim terjadi dalam 1200-an tahun terakhir. Paus baru yang terpilih berasal dari dunia baru, benua baru selain Eropa.

Selain itu, bukan hanya benua baru, dunia baru, tapi nama baru dalam sejarah Pontifikat. Hal yang baru pun Ordo di mana Bergoglio menjalani kehidupan religiusnya, Serikat Jesuit. Fransiskus namanya.

Yah Paus Fransiskus, memilih nama seorang tokoh historis Santo Fransiskus Asisi sebagai nama kepausan.

Nama yang tidak pernah terpikirkan oleh siapa pun, bahkan oleh para Kardinal Papabilis yang memilihnya tak mampu menyelami kedalaman reflektif Bergoglio hingga memilih nama Fransiskus.

Dengan nama baru yang berasal dari benua baru, Ordo baru maka selama sepuluh tahun, muncul wajah baru dalam teologi. Gagasan-gagasan misi baru yang juga tak pernah terpikirkan sebelumnya.

Mengapa “Bahtera Nuh”

Ditinjau dari segi teologi – historis – dogmatis, Gereja memiliki beberapa model pralambang biblis seturut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium dengan tegas menyatakan “seperti dalam Perjanjian Lama, wahyu tentang Kerajaan sering disampaikan dalam lambang-lambang, begitu pula sekarang makna Gereja yang mendalam kita tangkap melalui pelbagai gambaran.

Halaman:

Editor: Maximus Ali Perajaka

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Surga yang Terluka

Jumat, 28 April 2023 | 11:17 WIB

Jumat Agung di Saga (Sebuah Catatan Pribadi)

Jumat, 21 April 2023 | 09:51 WIB

Roma, Puasa dan Kuasa Ilahi

Kamis, 20 April 2023 | 16:24 WIB

JUMAT AGUNG 2023 ( satu perenungan)

Sabtu, 8 April 2023 | 07:15 WIB
X