• Minggu, 28 Mei 2023

Tanya Jawab Katolik: Mengapa Adam Makan Buah Terlarang?

Maximus Ali Perajaka
- Senin, 16 Mei 2022 | 10:13 WIB
Adan dan Hawa memetik buah terlarang
Adan dan Hawa memetik buah terlarang


JAKARTA (Katolikku.com)- Pertanyaan dan Jawaban Katolik – Salah satu cara terbaik untuk belajar adalah dengan mengajukan pertanyaan.

Menariknya, ringkasan paling signifikan dari iman Katolik kita ditulis oleh St. Thomas Aquinas (disebut Summa Theologica – Ringkasan Teologi) dan disusun dalam format tanya jawab.

Sulit untuk memercayai jawaban jika Anda tidak memahami pertanyaan yang ditujukan.


Tanya: Mengapa Adam Makan Buah Terlarangl?

Jawab: Jawaban sederhananya adalah dia dibujuk oleh ular (iblis) bahwa memakan buah terlarang (apel) akan menguntungkannya. Bahwa dia akan “menjadi seperti Tuhan” jika dia memakannya.

Sayangnya, Adam percaya kebohongan ini dan memilih untuk tidak menaati Tuhan yang menyuruhnya untuk tidak memakannya.

Baca Juga: Renungan Senin Paskah V, 16 Mei 2022

Ini adalah dosa pertama dan mengakibatkan manusia jatuh dari apa yang kita sebut Keluguan Asali (Original Innocence).

Tetapi untuk memberikan penjelasan yang lebih menyeluruh, mari kita pertimbangkan keseluruhan cerita dengan cara yang lebih luas.

Pertama-tama, apakah Adam benar-benar memakan apel itu? Mungkin, tapi mungkin juga tidak. Penting untuk dipahami bahwa cerita ini tidak dibaca dengan cara “harfiah”.

Tapi bukan berarti itu tidak benar. Penjelasan yang baik tentang ini datang dari Kardinal Ratzinger dalam bukunya “In the Beginning …: A Catholic Understanding of the Story of Creation and the Fall” (Wm. B. Eerdmans Publishing).

Dalam buku itu, Kardinal Ratzinger (yang kemudian menjadi Paus Benediktus XVI) menyatakan, “Sudah menjadi jelas bahwa narasi penciptaan alkitabiah mewakili cara lain untuk berbicara tentang realitas daripada yang kita kenal dari fisika dan biologi.”

Baca Juga: Bacaan Injil Senin Paskah V, 16 Mei 2022 (Yoh.14: 21-26)

Dia melanjutkan untuk menjelaskan bahwa cerita-cerita ini “mewakili kebenaran dalam cara yang dilakukan oleh simbol — seperti, misalnya, jendela Gotik memberi kita wawasan mendalam tentang kenyataan, berkat efek cahaya yang dihasilkannya dan angka-angka yang ada di dalamnya. menggambarkan.”

Dengan kata lain, kisah Adam dan Hawa adalah benar, tetapi tidak harus seperti buku sains. Sebuah buku sains menyajikan kebenaran secara literal, menjelaskan kebenaran fisik sebagaimana adanya di dunia ini.

Halaman:

Editor: Maximus Ali Perajaka

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Surga yang Terluka

Jumat, 28 April 2023 | 11:17 WIB

Jumat Agung di Saga (Sebuah Catatan Pribadi)

Jumat, 21 April 2023 | 09:51 WIB

Roma, Puasa dan Kuasa Ilahi

Kamis, 20 April 2023 | 16:24 WIB

JUMAT AGUNG 2023 ( satu perenungan)

Sabtu, 8 April 2023 | 07:15 WIB
X