Oleh P. Kons Beo, SVD
Senegal dan Ekuador, semula, bagai dua anak sungai. Mengalir di atas satu jalur pasti. Itulah jalur harapan akan satu kemenangan.
Keduanya dibatasi ‘hanya’ oleh seragam berbeda. Pun tentu oleh posisi saling berlawanan. Namun, semuanya itu bersatu padu semalam di Khalifa International Stadium.
Dan, duel ‘mati hidup’ pun jadi tak terhindar. Menang berarti harus mengalahkan. Dan ‘mengalah’ artinya segeralah usai semuanya.
Tak ada pilihan lain lagi. Maka, di laga dua kali 45 menit itu, gawang lawan mesti disasar. Ciptakan gol adalah penebalan harapan akan kemenangan.
Baca Juga: Uskup Inggris Melihat Penurunan Jumlah Orang Kristen sebagai Peluang
Senegal bukanlah tim ayam sayur. Dalam lintasan Piala Afrika, Tim bergelar Singa dari Teranga itu adalah Juara Afrika 2021. Di kancah Piala Dunia, Senegal pernah mencapai babak perempat Final tahun 2002.
Dan di tahun 2002 itu, ada kenangan manis buat Senegal. Prancis, juara bertahan Piala Dunia 1998, dibuat takluk di laga perdana melalui gol tunggal Papa Bouba Diop.
Senegal mulai menata asa. Ismaila Sarr berhasil getarkan jala melalui titik putih. Hernan Galindez, penjaga gawang Ekuador, terkecoh.
Namun, kemenangan sementara Senegal sejak menit 42 itu, berakhir di menit di menit ke 68. Bola yang berawal dari sepakpojok, tiba di kaki Mioses Caicedo. Dia lalu dengan enteng menjebol gawang Edouard Mendy.
Namun, sepertinya laga ini tak dinasibkan draw. Kegembiraan hasil seri sementara tak dinikmati lama oleh Ekuador. Hanya dua menit berselang, lagi-lagi gawang Ekuador terjebol.
Dan di menit-menit akhir, Ekuador tetap dalam pertarungan penuh harapan. Sayangnya, semuanya mesti berakhir pasti. Kekalahan yang sulit diterima. Gol cantik si Kalidou Koulibaly terasa kejam untuk kuburkan semua impian.
Di Khalifa International Stadium, sejak pluit akhir berbunyi, harapan kemenangan itu akhirnya sungguh jadi milik Senegal. Luapan senyum dan tawa tak terbendung. Kemenangan telah diraih. Fase berikut telah menanti. Dan harapan mesti ‘ditata baru.’
Artikel Terkait
SEPUTAR PIALA DUNIA 2022: Cody Gakpo Bintang Belanda yang Cemerlang
SEPUTAR PIALA DUNIA 2022: Timnas Iran, di Satu Kemenangan yang Berkabut
SEPUTAR PIALA DUNIA 2022: Mengintip ‘Jejak Katolik’ pada Peserta Piala Dunia FIFA 2022, Grup C
SEPUTAR PIALA DUNIA 2022: Mengintip ‘Jejak Katolik’ pada Peserta Piala Dunia FIFA 2022, Grup D
SEPUTAR PIALA DUNIA 2022: Tim Katolik menunjukkan Iman Mereka di Pesta Bola Dunia
SEPUTAR PIALA DUNIA 2022: Paus Fransiskus Menyapa Pemain dan Penggemar Sepak Bola
SEPUTAR PIALA DUNIA 2022: Spanyol vs Jerman Berakhir Seri: Hansi Flick Pemenangnya
SEPUTAR PIALA DUNIA 2022: Mengintip ‘Jejak Katolik’ pada Peserta Piala Dunia FIFA 2022, Grup E
SEPUTAR PIALA DUNIA: Ketika Virus Balas Dendam Itu Sungguh Berdaya (dalam Pertandingan Portugal vs Uruguay)
SEPUTAR PIALA DUNIA 2022:Bagaimana Rasanya Menjadi Seoorang Imam Katolik di Qatar