• Minggu, 28 Mei 2023

Staf Khusus BPIP : Mari Menyambut Ramadhan dengan Refleksi Aktualisasi Pancasila

- Jumat, 24 Maret 2023 | 09:59 WIB
dalam dialog Tipping di Omah Joglo dengan Budayawan Ngatawi Al Zastrouw di Jogja (22/3).
dalam dialog Tipping di Omah Joglo dengan Budayawan Ngatawi Al Zastrouw di Jogja (22/3).

YOGYAKARTA (Katolikku.com) - Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonious Benny Susetyo menyatakan mari menyambut ramadhan sebagai refleksi aktualisasi Pancasila dalam kerukunan umat beragama.

Hal itu dia nyatakan dalam dialog Tipping di Omah Joglo dengan Budayawan Ngatawi Al Zastrouw di Jogja (22/3).

Dalam dialog pembuka Antonious Benny menyatakan bahwa Pekerjaan silaturahmi menjelang ramadhan memang sudah diwariskan sejak era gusdur dan Romo Mangun dan ulama lain sejak dahulu.

"Saya tiap tahun menjelang ramadhan telah melakukan kunjungan ke almarhum kyai Hasim musyadi dari dahulu. Ziarah itu merupakan tradisi luhur masa kini dan merupakan salah satu tradisi umat beragama indonesia,"ujar Benny.

Baca Juga: Keuskupan Agung Sydney Mengutuk Protes Kekerasan di St Michael's, Belfield

Lebih lanjut Benny menjelaskan bahwa Ramadhan membuat kita rindu kampung halaman dan rindu kawan lama.

Hal ini bukan merupakan sukacita umat muslim saja tetapi dirayakan juga oleh umat beragama lain di indonesia.

"Hal tersebut merupakan refleksi dari nilai Pancasila yang digali Bung Karno yang diambil dari masyarakat indonesia. Bukti Pancasila ada sejak dahulu yaitu dibuktikan masyarakat Hindu dan Budha hidup rukun dimana aliran perbedaan itu bisa hidup rukun itu cuma hadir di Indonesia",Tegas Benny.

Benny menyatakan bahwa Pancasila itu adalah bentuk demokrasi dimana semua adat istiadat umat beragama itu dihargai.

Dalam dialog dan tanya jawab dengan Budayawan Ngatawi Al Zastrouw ada pembahasan mengenai fenomena radikalisme dan terorisme sertq bagaimana Pancasila menghadapi tantangan seperti itu.

Benny menjawab bahwa semua orang itu dasarnya adalah radikal.namun menjadi masalah jika memasukkan paham isme yang menganggap dirinya yang paling benar yang lain salah.

Baca Juga: Renungan Harian Katolik, Jumat Pekan Prapaskah IV, 24 Maret 2023

"Ini yang menjadi masalah, persoalan kita mengenai radikalisme adalah bagian dari manipulasi agama untuk politik ekonomi.Jika kita belajar agama tanpa ada gurunya, jika gurunya salah maka inilah yg bakal terjadi,"ujar Benny.

Kerap kali malah menggunakan orang yang tidak paham agama untuk alat provokasi akhirnya kehilangan nurani. Kita tidak boleh menjadi yang namanya fanatik dalam satu agama,disitulah pentingnya ulama dan tokoh agama menyatukan dan memberikan suasana sejuk dalam kehidupan beragama",tandas Benny .

Halaman:

Editor: Maximus Ali Perajaka

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Paus Memberikan 3 Alasan untuk Berdoa Rosario

Minggu, 21 Mei 2023 | 23:05 WIB
X