• Minggu, 28 Mei 2023

Paus Kirim Belasungkawa untuk Korban Penembakan Sekolah di Nashville

- Kamis, 30 Maret 2023 | 15:29 WIB
Sejumla siswa menangisi teman-temannya yang jadi korban penembakan brutal.
Sejumla siswa menangisi teman-temannya yang jadi korban penembakan brutal.

VATIKAN (Katolikku.com) -Paus Fransiskus mengirim telegram ke Uskup Nashville, Joseph Mark Splading dan mengungkapkan kesedihannya atas serangkaian penembakan sekolah mematikan yang mengguncang Amerika Serikat.

Dalam telegram yang ditandatangani oleh Kardinal Sekretaris Negara, Kardinal Pietro Parolin, atas nama Bapa Suci, Paus menulis betapa sedihnya dia mengetahui berita tentang penembakan baru-baru ini di Sekolah Kovenan di Nashville.

Paus meminta Uskup Nashville untuk menyampaikan "belasungkawa yang tulus dan jaminan doanya kepada semua yang terkena dampak tindakan kekerasan yang tidak masuk akal ini."

Baca Juga: Renungan Harian Katolik, Kamis, Pekan Prapaskah V, 30 Maret 2023: Hidup di Saat Ini

Dia berkata bahwa dia bergabung dengan "seluruh komunitas dalam berduka atas anak-anak dan orang dewasa yang meninggal dan memuji mereka ke pelukan kasih Tuhan Yesus."

Akhirnya, Paus Fransiskus memohon "penghiburan dan kekuatan Roh Kudus atas keluarga yang berduka dan berdoa agar mereka diteguhkan dalam iman mereka pada kuasa Tuhan Yang Bangkit untuk menyembuhkan setiap luka dan membawa kebaikan dari kejahatan yang tak terkatakan."
Apa yang telah terjadi?

Pada hari Senin, seorang wanita berusia 28 tahun memasuki Sekolah Kovenan di Nashville, Tennessee, AS dan melepaskan tembakan, menewaskan enam orang.

Menurut polisi, para korban termasuk tiga siswa berusia 9 tahun: Evelyn Dieckhaus, William Kinney dan Hallie Scruggs, putri dari pendeta gereja utama Chad Scruggs.

Juga tewas adalah Cynthia Peak, 61, diyakini sebagai guru pengganti; Katherine Koonce, kepala sekolah berusia 60 tahun; dan, Mike Hill, penjaga berusia 61 tahun.

Baca Juga: Bacaan Injil Hari Biasa Pekan V Prapaskah, Jumat 31 Maret 2023 (Yohanes 10:31-42)

Wanita berusia 28 tahun itu diduga sedang dirawat karena gangguan emosional dan secara legal telah membeli tujuh senjata api yang disembunyikan di rumahnya tempat dia tinggal bersama orang tuanya, yang menyatakan bahwa mereka merasa putri mereka tidak boleh memiliki senjata.

Penyerang tewas dalam serangan itu ketika polisi melepaskan tembakan untuk membela diri.

Serangan itu merupakan penembakan ke-19 di sebuah sekolah atau universitas Amerika pada tahun 2023 di mana setidaknya satu orang terluka. ***

Editor: Maximus Ali Perajaka

Sumber: vaticannews.va

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Paus Memberikan 3 Alasan untuk Berdoa Rosario

Minggu, 21 Mei 2023 | 23:05 WIB
X