• Minggu, 28 Mei 2023

Jejak Kaki Pastor Le Cocq SJ di Kampung Sekru, Fakfak, Tanah Papua

- Rabu, 24 Mei 2023 | 10:25 WIB
Cornelis Johann Le Cocq d’Armandville SJ (Delf, 29 Maret 1846 – Mimika,  27 Mei 1896)
Cornelis Johann Le Cocq d’Armandville SJ (Delf, 29 Maret 1846 – Mimika, 27 Mei 1896)

FAKFAK (Katolikku.com) - Pater Cornelis Le Cocq d'Armandville SJ adalah misionaris Katolik pertama yang menyebarkan Agama Katolik bagi warga di daerah pegunungan Papua yang belum beragama.

Dikisahkan, pada awal Mei 1894, Pastor Le Cocq memutuskan untuk melaksanakan misi ke tanah Papua. Ia berangkat dengan menumpang kapal laut dari Geser.

Vredigando Engelberto Namsa, OFM dalam artikelnya yang dipulikaskan di Thepapuajournal.com, 21 Maret 2023, menulis bahwa pada 28 Mei 1894, Pastor Le Cocq menginjakkan kaki untuk pertama kali di tanah Papua, tepatnya di Kampung Sekeru, Fakfak.

Baca Juga: Renungan Katolik, Rabu, 24 Mei 2023: Contoh Hidup Adalah Warisan Paulus

Setiba di Papua, ia mulai berkomunikasi dengan penduduk setempat. Ternyata Sekeru tidak dapat disebut sebagai kampung (saat itu). Gubuk-gubuk warga berdiri agak jauh satu dengan yang lain.

Pastor Le Cocq mulai mendaki pegunungan dengan tujuan mencari warga yang tinggal di daerah itu. Pada umumnya daerah itu tidak terlalu terjal untuk didaki, sudah ada jalan-jalan yang dibuat warga setempat.

Perjalanannya ke daerah pegunungan Fakfak tidak membuahkan hasil. Ia sendiri jarang bertemu dengan warga setempat. Akhirnya pada malam hari, ia memutuskan kembali ke wilayah pantai.

Di situlah ia bertemu dengan beberapa orang yang sedang duduk bercerita. Ia sendiri mulai menggabungkan diri dengan mereka, lalu ia mulai berbicara tentang Tuhan dan karya keselamatan-Nya.

Baru satu hari di Papua, tepatnya di Sekeru, Paster Le Cocq sudah membaptis 8 anak, disusul 65 lagi selama 9 hari berikutnya (R. Kuris, SJ: Sang Jago Tuhan, hal. 170).

Selain Kampung Sekeru, Pater Le Cocq d’Armandville, SJ juga berkarya dan tinggal di Bomfia.

Pastor Le Cocq dikisahkan meninggal karena tenggelam diterpa ombak besar di Pantai Mimika pada 17 Mei 1896. Pada waktu itu cuaca di daerah pantai Mimika tidak bersahabat.

Namun Pastor tetap memaksa diri untuk pergi ke pantai bertemu warga.

Baca Juga: Renungan Katolik, Rabu, 24 Mei 2023: Contoh Hidup Adalah Warisan Paulus

Selain itu, ia berniat membayar utangnya kepada warga dan menjemput anak-anak yang akan dibawa ke Kapaur untuk sekolah.

Halaman:

Editor: Maximus Ali Perajaka

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Paus Memberikan 3 Alasan untuk Berdoa Rosario

Minggu, 21 Mei 2023 | 23:05 WIB
X