• Minggu, 28 Mei 2023

Padre Marco Bawa Mahasiswa Muslim Asal Indonesia dan Filipina 'Study-Tour' ke Makam Santo Fransiskus Asisi

- Kamis, 25 Mei 2023 | 21:18 WIB
Padre Marco SVD bersama dua mahasiswa Muslim yang belajar di Yayasan Nostra Aetate, Vatikan, yang perempuan ebrasal dari Filipina dan yang pria dari Indonesia, di Asisi, Rabu (24/5).
Padre Marco SVD bersama dua mahasiswa Muslim yang belajar di Yayasan Nostra Aetate, Vatikan, yang perempuan ebrasal dari Filipina dan yang pria dari Indonesia, di Asisi, Rabu (24/5).

ROMA (Katolikku.com) - Padre Marco SVD, dosen sekaligus Wakil Direktur Yayasan Nostra Aetate Vatikan, menemani sekaligus memandu kedua muridnya untuk study-tour ke makam Santo Fransiskus Asisi, Rabu, 24 Mei 2024.

"Kemarin, Rabu (24/5), saya bersama kedua muridku, yang wanita berasal dari Philippina dan yang pria berasal dari Indonesia, mengunjungi makam Santo Fransiskus Assisi."

Demikian Padre Marco SVD membagikan pengalaman perjalanan 'study-tour' bersama kedua mahasiwa Yayasan Nostra Aetate, Vatikan ke Makam Santo Fransiskus Asisi, kepada redaksi media ini, melalui WhatsApp.

"Di sana kami merenungkan doa perdamaian "Tuhan, Jadikanlah aku alat perdamaianMu"," ungkap Padre Marco.

Baca Juga: Para Biarawati Katolik Dorong Dialog antara Jepang dan Korea Selatan

"Kami juga melambungkan doa pujian kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta dari Santo Fransiskus yang menyebut matahari sebagai saudara, bulan sebagai saudari, dan lain-lain."

Padre Marco SVD (tengah) bersama kedua mahasiswanya di depan Basilika Santo Fransiskus Asisi, Italia
Padre Marco SVD (tengah) bersama kedua mahasiswanya di depan Basilika Santo Fransiskus Asisi, Italia

Menurt Padre Marco, kedua mahasiswa Muslim itu sangat mengagumi pribadi Santo Fransiskus yang menurut mereka memiliki andil besar dalam proses penyelesaian perang salib pada abad ke13 ketika dia berani pergi menghadap Sultan Malik al-Kamil di Mesir untuk menghentikan peperangan.

"Cinta kepada manusia dan cinta kepada alam semesta merupakan dua nilai fundamental menuju perdamaian sejati dan integral," tulis Padre Marco, mengutip kata-kata kedua anak didikannya.

Baca Juga: Seorang Imam Katolik Terbunuh di Meksiko, Kesembilan di Bawah Presiden Saat Ini

"Kedua muridku berdiri pula di tempat pertemuan bersejarah berbagai pemimpin agama dunia tahun 1986 dan 2011 dengan deklarasi-deklarasi tekad bulat: no more war, no more blood, no more hatred, no more injustice, no more diacrimiation, no more intolerance."

Janji-janji besar pernah digabungkan di sini dalam satu nada, tapi kenyataan masih berbeda dari apa yang dijanjikan.

Manusia memang butuh terus-menerus diingatkan akan apa yang pernah dijanjikan, sebab mereka kadang-kala  sengaja melupakannya oleh karena nafsu.

"Nafsu dunawi tertentu telah menggelapkan hati nurani dan pikiran mereka."

Halaman:

Editor: Maximus Ali Perajaka

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Paus Memberikan 3 Alasan untuk Berdoa Rosario

Minggu, 21 Mei 2023 | 23:05 WIB
X