JAKARTA (Katolikku.com) - Kardinal dan Uskup Agung di kota Munchen, Jerman,Reinhard Marx meminta Gereja Katolik untuk mempertimbangkan mengakhiri aturan selibat bagi para pastor.
Ia mengusulkan bahwa para iman dalam Gereja Katolik harus diizinkan untuk menikah jika mereka menginginkannya.
"Akan lebih baik bagi setiap orang, jika ada kemungkinan bagi pastor untuk selibat atau untuk menikah," kata Kardinal Marx dalam sebuah tulisan di harian nasional Jerman Sddeutsche Zeitung yang dirilis Kamis, 3 Febuari 2022.
Baca Juga: Bible Corner: Kita Memang Tak Pernah Boleh Sendiri (Menelisik Spirit Kerja Sama)
"Untuk beberapa pastor, akan lebih baik jika mereka menikah. Bukan hanya untuk alasan kehidupan seksual, tetapi karena itu akan lebih baik bagi kehidupan mereka, dan mereka tidak akan begitu kesepian," kata Kardinal Marx.
Lebih lanjut dia menambahkan: "Saya pikir, banyak hal yang berlaku saat ini tidak dapat (berlaku) terus seperti itu."
Skandal Pelecehan Seksual
Keuskupan Agung yang dipimpin Kardinal Marx belakangan jadi fokus dari laporan independen yang menyoroti pelecehan seksual yang terjadi selama beberapa dekade oleh para pastor.
Baca Juga: Bacaan Injil, 6 Februrai 2022, Hari Minggu Biasa V (Lukas 4:21-30)
Laporan tersebut antara lain memberatkan Paus Emeritus Benediktus XVI, mantan uskup agung Mnchen, yang disebut telah gagal mengambil tindakan terhadap empat tersangka pelaku pelecehan seksual.
Dalam kasus tersebut, Kardinal Marx sendiri juga dituduh tidak mengambil tindakan memadai dalam isu itu.
Pada tahun 2021, Kardinal Marx mengajukan permohonan mengundurkan diri kepada Paus Fransiskus karena "kegagalan institusional dan sistemik" gereja dalam menangani skandal pelecehan seksual anak.
Baca Juga: Bacaan II, 6 Februari 2022, Hari Minggu Biasa V (I Korintus 15:1-11)
Namun Paus Fransiskus menolak permohonan itu dengan mengatakan bahwa ia harus tetap menjalankan jabatannya dan membantu mendorong reformasi.
Prinsip Selibat dan Peran Perempuan
Kardinal Marx juga mengatakan bahwa praktik selibat adalah sesuatu yang bisa "berbahaya", namun ia tidak menarik hubungan antara praktik selibat dan kasus-kasus pelecehan seksual yang telah mengguncang Gereja Katolik di seluruh dunia.
"Cara hidup dan pengelompokan pria seperti ini memang menarik orang-orang yang tidak cocok dan mungkin tidak dewasa," katanya. "Namun seksualitas adalah bagian dari eksistensi manusia."
Mengenai kemungkinan perempuan menjadi pastor, Kardinal Marx mengatakan bahwa itu adalah topik yang sedang dibahas saat ini di kalangan gereja.
Baca Juga: Hari Ini Christiano Ronaldo BerHUT ke 37 Tahun, Masihkah Dia Berdoa dan ke Gereja?
"Saya bukan hanya orang yang punya pendapat," katanya, "saya juga harus membantu menyatukan organisasi."
Sebuah kongres yang bertujuan untuk mereformasi Gereja Katolik Jerman dimulai di kota Frankfurt hari Kamis, 3 Fabruari.
Artikel Terkait
Muncul Wacana Pernikahan Sejenis dan Imamat, Sinode Gereja Jerman Diperpanjang Hingga 2023
Cerita Tujuh Wanita yang Pernah Ditahbiskan Menjadi Imam Katolik di Jerman
Surat Kabar Vatikan LOsservatore Romano Edisi Jerman Genap Berusia 50 Tahun
Gereja Jerman Rilis Laporan Perlindungan Iklim Pertama
Kematian Akibat Covid-19 di Jerman Capai Angka Tertinggi
Putusan Pengadilan di Jerman: Pembatasan Doa Pro-Kehidupan Oleh Otoritas Kota Melanggar Hukum
Para Uskup Katolik Jerman Sambut Baik Inisiatif Cari Perubahan Ajaran Gereja tentang Seksualitas
Sebaran Kasus Covid-19 di Jerman Kembali Melonjak
'Reformasi Baru Muncul di Jerman?' Gereja Jerman di Ambang Perpecahan
Mayoritas Anggota 'Jalan Sinode' Jerman Setuju Teks yang Mendukung Tahbisan Imam Wanita