SEOUL (Katolikku.com) - Warga Korea Selatan akan menuju ke tempat pemungutan suara pada 9 Maret 2022 untuk memilih presiden baru. Presiden terpilih akan menentukan kiblat ekonomi dan militer Korsel, apakah ke China atau Amerika Serikat (AS). Korsel punya mitra dagang utama dengan China dan militer dengan AS.
Bagaimana pengaruh gereja yang merupakan 28% dari populasi terhadap pemilihan nanti?
Gereja memainkan peran penting dalam gerakan demokrasi di Korsel. Gereja besar konservatif Korsel dikenal karena politik sayap kanan mereka dan memiliki hubungan dekat dengan gereja-gereja Korea-Amerika serta gereja-gereja Evangelis AS.
Baca Juga: Le Pen, Kandidat Presiden Prancis yang Pro Aborsi Serang Umat Katolik Tradisionalis
Umat Kristen Korsel – khususnya kaum Evangelis – adalah mata rantai penting yang membentuk hubungan Korsel dengan AS setelah merdeka dari Jepang.
Total penduduk Korsel 51 juta, sekitar 20% Protestan dan 8% Katolik. Dengan demikian, Kristen sebagai kelompok agama terbesar di negara itu, bahkan lebih besar dari umat Buddha yang berjumlah 16 persen. Sebagian besar warga Korsel (56 persen) tidak beragama.
Orang-orang Kristen di Korsel memiliki pengaruh yang cukup besar dibandingkan dengan jumlah mereka. Banyak orang Kristen yanag menempati posisi penting di elit negara itu.
Dari delapan presiden Korsel di era demokrasi (sejak 1987), enam adalah Kristen — empat Protestan (Roh Tae-woo, Kim Young-sam, Roh Moo-hyun dan Lee Myung-bak) dan dua Katolik (Kim Dae- jung dan Presiden Moon Jae in saat ini).
Baca Juga: Lord Alton Peringati Keberanian, solidaritas dari 21 Martir Ortodoks Koptik
Kekristenan, yang diperkenalkan pada abad ke-14, mulai menyebar pada abad ke-17 sebagian besar melalui karya misionaris awam. Kekristenan kemudian diasosiasikan dengan pendidikan dan modernisasi Barat dan memperluas daya tariknya melalui pelayanan dan karya karitatif.
Moon Jae-in, presiden saat ini, memeluk agama Katolik sebagai anak pengungsi Korut di Busan saat ia mengantre untuk menerima makanan yang disajikan setiap hari oleh para biarawati Katolik.
Persaingan dua calon
Dua calon presiden bersaing ketat dalam jajak pendapat. Pandangan mereka berbeda tentang hal-hal penting.
Lee Jae-myung dari Partai Demokrat yang berkuasa mengadvokasi Korsel untuk memimpin hubungan antar-Korea, sementara petahana Moon Jae-in tidak mau mengambil langkah apa pun yang akan mengganggu hubungan dengan Washington.
Artikel Terkait
Gereja Katolik Dianggap Sebagai Lembaga Paling Dihormati di Korea Selatan, Mengapa?
Populasi Umat Katolik di Korea Selatan Tumbuh 50 Persen Dalam 20 Tahun Terakhir
Profil Gereja Katolik Korea Selatan
Selama 237 Tahun, Gereja Katolik Korea Selatan Telah Hasilkan 6.705 Imam Pribumi
Paus Terima Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam Audiensi
Hari Ini, Gereja Korea Selatan Tahbiskan 23 Imam Baru untuk Dikirim ke Amerika Latin