Akhirnya, dia berkata bahwa “kami mempercayakan kepada Perawan Tersuci enam imam dan enam umat awam yang bersama kami ditahan di kanselir Matagalpa kami. “Kami ingin dengan kekuatan kami yang miskin dan terbatas untuk memikul salib ini, untuk meninggalkan diri kami sendiri,” kata.
Ortega, yang telah berkuasa selama 15 tahun, secara terbuka memusuhi Gereja Katolik di negara itu. Dia menuduh para uskup adalah bagian dari upaya kudeta untuk mengusirnya dari jabatannya pada 2018 karena mereka mendukung demonstrasi anti-pemerintah yang ditindas secara brutal oleh rezimnya. Presiden Nikaragua menyebut para uskup sebagai “teroris” dan “setan berjubah.”
Menurut laporan berjudul “Nikaragua: Gereja yang Dianiaya? (2018–2022),” yang disusun oleh pengacara Martha Patricia Molina Montenegro, anggota Pro-Transparency and Anti-Corruption Observatory, dalam waktu kurang dari empat tahun Gereja Katolik di Nikaragua telah menjadi sasaran 190 serangan dan penodaan, termasuk kebakaran di Katedral Managua serta pelecehan dan penganiayaan polisi terhadap uskup dan imam.
Pada 6 Agustus, pengacau tak dikenal mencuri saklar utama ke sistem kontrol listrik katedral, meninggalkan katedral dan pekarangan sekitarnya tanpa listrik. ***
Artikel Terkait
Pemerintah Nikaragua Usir Duta Besar Vatikan, Mgr Waldemar Stanislaw Sommertag
Uskup Katolik Nikaragua Lakukan Mogok Makan Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Nikaragua Intimidasi Uskup dan Bungkam Media Katolik
Nikaragua Usir 18 Suster, Anggota Misionaris Cinta Kasihh, Bunda Teresa
Rezim Sandanista, Daniel Ortega, Perintahkan Tutup Enam Stasiun Radio Katolik di Nikaragua