• Kamis, 30 Maret 2023

Unika St Paulus Ruteng Bekali Calon Wisudawan dalam Acara dan Perayaan Ekaristi

- Sabtu, 12 November 2022 | 20:19 WIB
RD. Edi Manori sedang memberikan Rekoleksi kepad 583 caloan wisudawan Unika St Paulus Ruteng, Jumat, 11 November 2022.s  (Jivansi)
RD. Edi Manori sedang memberikan Rekoleksi kepad 583 caloan wisudawan Unika St Paulus Ruteng, Jumat, 11 November 2022.s (Jivansi)

RUTENG (Katolikku.com) – Universitas Katolik Indonesia (Unika) St Paulus Ruteng melaksanakan rekoleksi dan Perayaan Ekaristi atau Misa Perutusan bagi calon wisudawan, pada Jumat 11 November 2022.

rekoleksi dan Misa Perutusan yang bertema “Belajar Sepanjang Hayat, Berkarya Secara Inovatif, Adaptif dan Kolaboratif: Unika Santu Paulus Ruteng Menuju Center of Excellence (CoE)" ini dilaksanakan sebagai pembekalan rohani bagi 583 calon wisudawan yang akan diwisuda pada Minggu (13/11).

rekoleksi dan Misa perutusan berlangsung di Aula Gedung Utama Timur Unika Santu Paulus Ruteng diberikan dan dipimpin langsung RD. Edi Manori.

Baca Juga: Sutaji, Wali Kota Malang Bersilaturahmi dengan Warga Paroki Santa Maria Diangkat Ke Surga, Lowokwaru

Mengawali pemaparan materi rekoleksinya, RD. Edi Manori, menghubungkan tema dengan tiga (3) harapan almamater Unika Santu Paulus Ruteng untuk para calon Wisudawan. 

Ketiga harapan tersebut adalah belajar sepanjang hayat; Bekerja inovatif, kolaboratif dan adaptif; dan mengharumkan nama Lembaga Unika Santu Paulus Ruteng. 

Para calon wisudawan Unika St Paulus Ruteng sedang mengikut acara Rekoleksi.
Para calon wisudawan Unika St Paulus Ruteng sedang mengikut acara Rekoleksi. (Jivansi)

Pada poin pertama Ketua Yayasan Sukma Keuskupan Ruteng mengatakan bahwa tiga prinsip belajar sepanjang hayat. 

Pertama,  belajar sepanjang hayat tentu bukan untuk dapat ijazah dan gelar, namun belajar sepanjang hayat berarti belajar untuk hidup, untuk memaknai hidup dan membuat hidup bermakna bagi sesama dan alam ciptaan Tuhan.

Kedua, belajar sepanjang hayat bermakna holistik integratif yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi (learning to be). karena itu belajar untuk hidup berarti belajar untuk berubah dan berbuah. 

Baca Juga: Lula da Silva, Presiden Baru Brasil Berpeluang Bekerja Sama dengan Gereja Katolik Melayani Kebaikan Bersama

Ketiga, belajar sepanjang hayat secara spiritual berarti belajar menjadi murid yang diutus untuk pergi dan menghasilkan buah.

Kemudian, ia melanjutkan dengan poin yang kedua. 

“Bekerja inovatif, kolaboratif dan adaptif. Para calon sarjana memasuki era industri 4.0 dan 5.0 dimana kemajuan pesat teknologi digital dan internet dan hadirnya mesin cerdas yang menggeser sebagian peran manusia serta perubahan dalam aneka bidang kehidupan secara sangat cepat karena itu menuntut kemampuan kerja jejaring, kolaborasi serta sikap adaptif untuk bisa eksis dan maju,” jelasya

Halaman:

Editor: Maximus Ali Perajaka

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Paus : Imam adalah Gembala, Bukan Pejabat

Selasa, 28 Maret 2023 | 13:39 WIB

Paus Berkati Lonceng untuk Katedral Lusaka, Zambia

Kamis, 23 Maret 2023 | 11:58 WIB

Santo Yusuf, Suami Maria

Senin, 20 Maret 2023 | 08:54 WIB
X