• Rabu, 29 Maret 2023

Sekretaris Dewan Pengarah BPIP: Kita Perlu Merawat Agama, Etika dan Moral Bangsa Kita

- Selasa, 22 November 2022 | 22:22 WIB
Para Pembicara dalam Acara Diskusi Nilai-Nilai Pancasila.
Para Pembicara dalam Acara Diskusi Nilai-Nilai Pancasila.

JAKARTA (Katolikku.com) - Sekretaris Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila meminta masyarakat Indonesia untuk menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan. 

“Seperti yang kita ketahui, peran agama serta sikap etika dan moral bangsa kita telah menjadikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat bangsa Indonesia,”  ujar Mayor Jenderal TNI (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya selaku Sekretaris Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

Wisnu mengatakan itu dalam diskusinya pada kegiatan “Global Interfaith Dialogue: Religions Diplomacy for Humanity and Global Peace. Selasa (22/11). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal yang juga mengundang beberapa tokoh-tokoh lintas iman di Indonesia.

Baca Juga: Pejuang Hak Pekerja, Simon Ok Hyun-jin, Ditunjuk Jadi Uskup di Korea Setelah

Wisnu melanjutkan, bahwa agama merupakan peran sentral dalam menjembatani dialogi antara pihak yang bertikai dengan melibatkan nilai-nilai perdamaian yang diajakan oleh agama. Dan karena peran agama itulah maka Forum R20 pada tanggal 2-3 November kemarin telah menghasilkan rekomendasi untuk mengatasi konflik dan pertentangan agama di seluruh dunia.

Dalam lanjutan diskusinya, Sekretaris Dewan Pengarah BPIP yang juga merangkap sebagai Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) mengatakan bahwa kita harus belajar dari masyarakat di Bali. Meski masyarakatnya mayoritas beragama Hindu, tetapi tolrenasi antar umat beragama sangat tinggi.

“Bukan hanya Pura, rumah-rumah peribadatan agama lain pun di Pulau Bali dapat berdiri dan berdampingan satu sama lain layaknya Masjid Istiqlal dan Katedral di Jakarta yang saling berhadapan.” Ucap Wisnu.

Baca Juga: Renungan Katolik Selasa, 22 November 2022 (Pekan Biasa XXXIV, St Sesilia)

Menyambung dengan pernyataan Wisnu, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., Imam Besar Masjid Istiqlal menyampaikan bahwa religion diplomacy adalah suatu hal yang penting karena diplomasi agama adalah satu dari sekian jalan untuk mendamaikan krisis kemanusiaan, konflik, pertentangan dan peperangan yang ada di dunia saat ini.

“Marilah kita bersama-sama juga dalam meningkatkan nilai-nilai keagamaan dan nilai adat ketimuran. karena dengan itu toleransi beragama dapat terjaga di Indonesia.” Kata Nasaruddin.

Selanjutnya, Presiden dari organisasi Civilizations Exchange and Cooperation Foundation (CECF) serta pendiri Al Basheer Seminary, Interfaith Center & Institute, Imam Mohamad Bashar Arafat dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa diplomasi agama itu penting karena itu bagian dari ilmu hubungan manusia serta memberdayakan ulama dan tokoh masyarakat untuk merangkul pluralisme agama dan keragaman budaya.

Baca Juga: Bacaan Injil, Selasa, 22 November 2022: Peringatan Wajib Santa Sesilia

“a faith-based diplomacy is needed in order to develop structures and cooperation in building communities of peace and justice and support a vigorous educational coursework to build global cooperation.” Ucapnya dalam Bahasa Inggris.

Acara Global Interfaith Dialogue: Religions Diplomacy for Humanity and Global Peace diadakan secara kolaboratif antara Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) dengen Kedutaan Besar Amerika Serikat yang dihadiri perwakilan agama-agama, tokoh agama, Lembaga keagamaan dan penggiat dialog lintas agama. ***

Halaman:

Editor: Maximus Ali Perajaka

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Paus : Imam adalah Gembala, Bukan Pejabat

Selasa, 28 Maret 2023 | 13:39 WIB

Paus Berkati Lonceng untuk Katedral Lusaka, Zambia

Kamis, 23 Maret 2023 | 11:58 WIB

Santo Yusuf, Suami Maria

Senin, 20 Maret 2023 | 08:54 WIB
X