JAKARTA (Katolikku.com) - Dua pria muda mengobrol sekenanya sebelum menonton pertandingan sepak bola.
Dihiasi dengan asesoris tim pujaan, mereka minum beberapa gelas bir dan bercerita tentang minggu-minggu mereka dan berbagi tawa hangat.
Mereka tiba di stadion dan menemukan tempat duduk mereka. Awalnya mereka merasa sedikit gerah karena penuh sesaknya stadion dengan para penonton.
Namun rasa gerah itu seakan menguap seiring dengan suara bergemuruh para penonton saat gol pertama dicetak untuk tim tuan rumah.
Baca Juga: Mengucapkan Terima Kasih atas Banyak Berkat dalam Hidup Kita
Setelah peluit akhir, mereka keluar dan berbagi beberapa kata terakhir. Setelah bersalaman dengan membentukan pelungku –salaman ala Covid-19 - mereka berpisah.
Skenario khayalan ini sangat umum sehingga tidak terlalu sulit untuk dibayangkan.
Saya dan Lato
Kakak laki-laki saya, Lato dan saya memiliki masa kanak-kanak yang stereotipikal sehingga sebagian besar upaya untuk menggambarkannya akan membosankan dan basi bagi pembaca.
Kalau dipikir-pikir, sulit untuk mengingat apa yang kami pertengkarkan di masa kanak-kanak. Selain soal pertarungan Elias Pical, kami sering bertengkar soal siapa yang harus disalahkan atas hilangnya gasing atau raibnya sejumput kareng gelang, alat permainan favorit kami.
Kami juga sering bertengkar ketika bermain sepak bola ikat, karena gol yang sulit dipastikan lantaran gawang hanya berupa dua buah batok kelapa.
Baca Juga: Pastor Valentinus Saeng CP Ditahbiskan Jadi Uskup Keuskupan Sanggau
Saat kami memasuki usia remaja, saya mulai bertanya-tanya apakah Lato dan saya akan menjadi teman pada masa dewasa kelak?
Lagi pula, kami tampaknya tidak bisa kompak karena minat yang berbeda. Lato adalah seorang atlet dan suka memancing. Saya adalah seorang yang suka pada seni lukis dan gemar membaca
Artikel Terkait
Seputar Piala Dunia 2022: Bertumbuh dalam Iman Melalui Kaki
Seputar Piala Dunia 2022: Salahkah Pemain 'Berdoa' di Lapangan Sepak Bola?
Seputar Piala Dunia 2022: FIFA Pernah Didesak untuk Larang Pemain Katolik Buat ‘Tanda Salib’ di Lapangan Bola
Seputar Piala Dunia 2022: Jelang ke Qatar Pelatih Kroasia Zlatko Dalić Berziarah Sejauh 120 Km ke Medjugorje
Seputar Piala Dunia 2022: Tak Ada 'FIFA World Cup' Tanpa Visionaris Katolik, Jules Rimet