JAKARTA (Katolikku.com) - Riwayat hidup Philipus Neri ini menggembirakan karena sifat dan kepribadiannya yang menarik.
Pippo Buono, yang berarti Pippo yang baik adalah nama panggilan Philipus semasa kecilnya. Ia lahir di Florence dari sebuah keluarga Notaris. Ia mendapat pendidikan yang baik terutama dalam sastra latin.
Pada tahun 1534 ia tiba di Roma. Ia bermaksud melanjutkan perjalanannya ke India tetapi Allah memilihnya menjadi Rasul di kota Abadi itu.
Baca Juga: Renungan Katolik, Jumat, 26 Mei 2023: Rasa Diri Tua: Gampang-Gampang Sulit
Philipus yang pada saat itu masih berstatus awam memberikan pengajaran kepada beberapa orang anak untuk memperoleh sedikit biaya hidup.
Karyanya ini membuat banyak orang mengenal dia terutama di kalangan para pemuda. Banyak pemuda diundangnya ke rumahnya.
Disana mereka berdiskusi, menyanyi, berdoa, dan kadang-kadang berlatih pidato singkat mengenai sesuatu pokok masalah tertentu.
Pada mulanya tidak terlintas keinginan untuk membentuk suatu perkumpulan tetap. Tetapi kemudian mereka berkeputusan untuk membentuk suatu perkumpulan di bawah perlindungan Suci Bunda Maria. Mereka hidup bersama dalam satu rumah tanpa mengikrarkan kaul-kaul.
Setelah Philipus Neri ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1551, perkumpulan ini berkembang meluas ke seluruh Roma. Philipus terus meningkatkan perlayanan kepada pemuda-pemuda itu.
Kini ia menuntut agar para muridnya benar-benar menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Ia tidak mengharapkan banyak dari para muridnya, kecuali kerendahan hatinya kepada Tuhan saja. Meskipun demikian perkumpulannya tidak terlalu keras.
Baca Juga: KALENDER LITURGI, Jumat, 26 Mei 2023: Bacaan I, Kis 25:13-21
Philipus Neri bukanlah seorang pemulih ketertiban, bukan juga seorang Teolog kenamaan atau seorang politikus. Ia, orang biasa, tetapi hidupnya merupakan rentetan mukzijat yang tidak henti-hentinya.
Tidaklah jarang ia mengalami ekstase. Ia dapat membaca suasana batin orang lain dan mengenal rahasia-rahasia pribadi orang. Ia dapat meramalkan masa depan seseorang dan apa yang akan terjadi atas dirinya.
Untuk menyembuhkan orang dari sakitnya, cukuplah ia menyentuh orang itu. Demikian juga semua orang yang gelisah dan susah hatinya karena berbagai masalah.
Artikel Terkait
2 Mei: Pesta Santo Athanasius Agung, Uskup dan Pujangga Gereja
3 Mei Peringatan Santo Filipus dan Yakobus Muda, Rasul
6 Mei: Peringatan Santo Dominikus Savio, Pengaku Iman
Santo Antonius dari Florence, Uskup dan Pengaku Iman
10 Mei, Santo Ignatius Laconi, Pengaku Iman
12 Mei: Santo Nereus dan Akhilius, Pankrasius dan Santa Flavia Domitila, Martir
13 Mei: Hari Santa Aurelia Petronela, Santa Imelda Lambertini, dan Santo Andrea Fournet Santa Petronela
20 Mei: Santo Bernardius dari Siena, Pengaku Iman
25 Mei: Pesta Santo Gregorius VII