St Pankras, Remaja 14 Tahun yang Dipenggal Kepalanya karena Menolak Tinggalkan Imannya

JAKARTA (Katolikku.com) - Hari ini adalah Pesta St Pankras, seorang warga negara Romawi yang masuk Kristen, dan dipenggal kepalanya karena menolak untuk meninggalkan iman pada usia empat belas tahun, pada hari ini di tahun 304, selama Penganiayaan Besar di bawah Kaisar Diocletianus.
Ora pro nobis.
Seorang remaja yatim menemukan harta yang lebih berharga daripada kehidupan itu sendiri

Pada akhir tahun 500-an, Paus Santo Gregorius Agung menunjuk para biarawan untuk menjadi staf sebuah gereja kecil di Roma, yang sudah berusia hampir tiga ratus tahun, yang didedikasikan untuk Santo Pankras.

Pada tahun 597, Paus Gregorius yang sama mengirim Santo Agustinus dari Canterbury dalam perjalanan misionaris ke Inggris, dan Agustinus meniru mentor Romawinya dan mendirikan sebuah gereja untuk menghormati Santo Pankras.

Baca Juga: Polisi Hong Kong Tangkap Kardinal Joseph Zen

Sekitar enam puluh tahun setelah Agustinus, seorang paus yang berbeda mengirimkan relikwi Santo Pancras ke Inggris.

Ini semakin menyebarkan devosi kepada anak martir ini, hingga total enam gereja kuno didedikasikan untuk Saint Pancras di Inggris saja, termasuk gereja tertua yang masih digunakan untuk ibadah Kristen di negara tua itu.

Sedikit yang diketahui dengan pasti tentang kehidupan Santo Pancras, tetapi fakta-fakta penting adalah alasan yang cukup untuk dikagumi.

Pankras adalah seorang yatim piatu yang melakukan perjalanan ke Roma dari timur ditemani pamannya.

Keduanya menjadi Kristen dan kemudian mati dipenggal karena menolah meninggalan imannya kepada Krustus pada masa penganiayaan  oleh rezim Diokletianus.