• Kamis, 30 Maret 2023

Santo Laurensius, Dibunuh dengan Cara Digoreng, Pelindung Diakon dan Juru Masak

- Rabu, 10 Agustus 2022 | 08:51 WIB
Ilustrasi St Laurensius dihukum mati dengan cara digoreng. (Hipolito de Rioja)
Ilustrasi St Laurensius dihukum mati dengan cara digoreng. (Hipolito de Rioja)

JAKARTA (Katolikku.com) -Santo Laurensius (225-258)  (Latin: Laurentius) adalah salah satu dari tujuh orang saleh dari masa Roma kuno  yang dimartirkan di bawah penganiyaan Kaisar Romawi, Valerianus pada  pada tahun 258.

Laurensius lahir di Via Tiburtino, Roma, dari keluarga bangsawan yang kaya. Ayahnya bernama Crence dan ibunya Patience.

Pada waktu itu orang Kristen sudah mempunyai banyak pengikut, tetapi masih menderita banyak kesukaran, terutama dari penguasa Romawi yang kejam.

Baca Juga: Renungan Harian Katolik, Rabu, 10 Agustus 2022: 'Serdadu Kristus'

Kaisar Romawi pada waktu itu adalah Valerianus yang memaksa para warganya untuk menyembah dewa-dewa.

Padahal orang-orang Kristen dengan giatnya menyebarkan Injil, yang bertentangan dengan penyembahan dewa-dewa.

Maka, mereka pun menghadapi risiko yang amat besar. Banyak dari mereka yang kemudian ditangkap dan dibunuh atas perintah kaisar.

Ketika itu Laurensius belum dibaptis, tetapi ia amat tertarik kepada ajaran Kristus. Ia sering pergi ke Gereja dan mendengarkan dengan tekun khotbah dan pengajaran Katolik, sehingga ia pun layak dipermandikan.

Baca Juga: Bacaan I, Rabu 10 Agustus 2022, Pesta St. Laurensius (2 Korintus 9:6-10)

Kemudian Laurensius menjadi seorang Katolik yang amat saleh dan bersemangat untuk menyebarkan agamanya.

Selain saleh, ia juga didapati amat dekat dengan rakyat jelata. Oleh karena kebaikannya ini, Paus Sixtus II (257-258) berkenan mengangkatnya menjadi diakon.

Laurensius termasuk salah satu dari ketujuh diakon agung yang membantu Sri Paus di Roma. Oleh Paus Sixtus, Laurensius ditugaskan mengurus harta kekayaan Gereja dan membagi-bagikan derma kepada para fakir miskin di seluruh kota Roma.

Ia menunaikan tugasnya dengan telatenn, sabar, penuh cintakasih, dan halus budi. Ia berhasil menarik orang-orang tak terpelajar dan kaum miskin ke Gereja.

Tentu saja Kaisar menjadi marah sekali mendengar itu semua dan semakin gigih mengejar umat Kristen. Penganiayaan dan pengejaran itu meluas ke seluruh kota Roma, hingga Yang Mulia Bapa Suci pun terpaksa berdiam di bawah tanah di dalam katakombe.

Halaman:

Editor: Maximus Ali Perajaka

Sumber: My Catholic Life

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Santo Bertoldus Calabriensis

Rabu, 29 Maret 2023 | 09:57 WIB

St Agatha dan Subversifitas Para Martir Perawan Romawi

Minggu, 5 Februari 2023 | 19:15 WIB

Gadis Kecil Irlandia yang Mengubah Dunia

Minggu, 5 Februari 2023 | 12:22 WIB

Santa Angela Merici, Perawan

Jumat, 27 Januari 2023 | 08:20 WIB

Selasa, 17 Januari 2023: Pesta Santo Antonius, Abas

Selasa, 17 Januari 2023 | 07:03 WIB
X