Marsellus menjadi paus pada tahun 308-309. ia ditetapkan oleh gereja sebagai Martir. Tempat dan hari kelahirannya serta kisah masa mudanya tidak diketahui dengan pasti. Meskipun demikian ia dikenal sebagai seorang imam dalam masa kePausan Santo Marselinus I (296-304).
Kisah tentang dirinya dihubungkan dengan peristiwa penganiyaan dan pembunuhan atas diri paus(Santo) Marselinus I. Kematian Marselinus mengakibatkan kekosongan kepemimpinan gereja di Tahkta Suci selama beberapa saat. Gereja pada masa itu mengalami kegoncangan besar karena usaha penganiyaan orang - orang Kristen oleh Kaisar Diokletianus (284-305). Tiga tahun setelah kematian Diokletianus yaitu tahun 308, terpilihlah seorang paus baru, yaitu Marsellus.
Kepemimpinan Marsellus berlangsung ditengah situasi Gereja yang kacau balau. Pelayanan iman dan pewarta sabda tidak berjalan. Umat tercerai berai tanpa bimbingan seorang gembala.
Baca Juga: Bacaan Injil: Senin, Pekan Biasa II, 16 Januari 2022
Marsellus berkewajiban mengatur kembali administrasi Gereja dan mengatasi semua masalah Gereja. Tindakan pertama yang dilakukan adalah membagi Gereja kedalam wilayah - wilayah pelayanan (paroki) di bawah pimpinan seorang imam. Para imam bertugas mengajar umat, terutama para katekumen; melayani sakramen Pengakuan; mendoakan dan turut menguburkan jenazah orang - orang Kristen yang meninggal; dan bersama umat merayakan upacara untuk mengenang para Martir. Marsellus pun membangun sebuah kuburan baru untuk orang - orang Kristen di Jalan Salaria, Roma.
Usaha - usaha Marsellus untuk mengatur kembali Gereja terhambat oleh perbedaan pendapat tentang masalah orang - orang Kristen yang murtad ketika adanya penganiyaan. Mereka ingin kembali menjadi Kristen lagi tanpa menjalani kewajiban bertobat.
Marsellus bertindak tegas dengan menuntut agar orang - orang itu terlebih dahulu harus bertobat, dan mangakui kesalahannya serta menjalankan penitensi yang berat. Hal ini ditentang oleh banyak orang hingga memuncak menjadi suatu peristiwa berdarah. Karena peristiwa ini, Kaisar Maxentius (306-312), menangkap dan mengasingkan Marsellus ke luar Roma. Ia meninggal di pengasingan itu.
Baca Juga: Bacaan I, Senin, Pekan Biasa II, 16 Januari 2022
Ada banyak cerita yang beredar tentang akhir hidup Marsellus. Salah satu cerita adalah bahwa Kaisar Maxentius yang tidak setuju dengan usaha - usaha Marsellus, menghukumnya dengan menjalankan kerja paksa: membersihkan kandang - kandang ternah Kaisar.
Tetapi dengan bantuan umat, Marsellus dapat meloloskan diri dari tempat siksaan itu dan berlindung di dalam rumah seorang keluarga bangsawan di kota. Namun kemudian tempat persembunyian ini diketahui oleh kaki tangan Kaisar Maxentius. Marsellus kemudian ditangkap dan dibunuh dengan sangat keji.
Artikel Terkait
Rabu, 11 Januari 2023: Pesta Santo Petrus Balsamus, Martir
Kamis, 12 Januari 2023: Pesta Santo Modestus, Uskup dan Abbas
Doa Ampuh untuk Turunkan Hipertensi, Bersama Santo Andreas Avelino
Doa Katolik Populer kepada Santo Antonius dari Padua untuk Temukan Kembali Barang yang Hilang
Sabtu, 14 Januari 2023: Pesta Santo Feliks dari Nola, Martir
Sabtu, 14 Januari 2023: Pesta Santo Sava, Uskup dan Pengaku Iman
Santo Arnoldus Janssen: Ayah, Pemimpin dan Pendiri yang Meneladani (1)
Santo Arnoldus Janssen: Ayah, Pemimpin dan Pendiri yang Meneladani (2)
Santo Arnoldus Janssen: Ayah, Pemimpin dan Pendiri yang Meneladani (Tamat)
Santo Maurus, dan Keajaiban Berjalan di Atas Danau Atas Nama Gurunya, Santo Benediktus