Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka, ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Intinya adalah kesiapsediaan dan keberanian. Semuanya demi memberitakan firman Tuhan. Itulah pilihan serentak panggilan bagi setiap murid.
Makanya kita jangan pernah berhenti untuk mencintai. Tak pernah boleh kapok untuk berbuat baik dan mengasihi sesama-sesama kita.
Di ziarah hidup ini, sebagai murid Tuhan, kita ditantang untuk menangkap ‘kehadiran dan kembaliNya Tuhan.’
Timotius pada jalan hidupnya sungguh jawabi ajakan Paulus. Sebab, ia sungguh bersatu (comunio), terlibat di dalam tugas perutusan itu.
Jemaat yang jauh dari Yerusalem itu dihantam badai ajaran yang membingungkan. Tetapi, melalui Para Rasul, Tuhan akhirnya tukukkan kuasaNya.
MAKA tugas kita paling sederhana namun sungguh agung adalah membiarkan sesama selalu hadir dalam hati kita, tanpa ditekan dan dilukai.
Dalam Yesus, yang adalah POKOK dan dalam kehadiranNya bersama sesama-sesama, kita dapatkan kekuatan hidup.
Sebab, damai sejahtera a la dunia tetaplah membawa kegelisahan dan kecemasan serta jugs kepalsuan. Hanya dalam Tuhan, ada damai sejati.
Melalui komunikasi yang baik kita bisa mengambil langkah bersama dan berani berbuat sesuatu untuk membangun dan memperbaiki masyarakat kita.