KASIH Tuhan tetap bertahan dalam diri Paulus. Justru di tanah asing, jauh dari orang-orang sebangsanya, NAMA TUHAN semakin diberitakan.
TAK hanya gagasan, tak hanya kata-kata, tapi ada sisi tindakan nyata. Itulah yang Paulus wariskan pada pemuka jemaat di Efesus.
TAK hanya panqggilan atau ditangkap oleh Kasih Karunia Tuhan, Paulus memandang kisah panggilan dan jalan menjadi murid sebagai satu tugas.
KEPERCAYAAN atau keyakinan menuntut keteduhan hati. Ada kesabaran sebagai nilai yang mesti dipertaruhkan. Semuanya akan tiba pada waktunya.
Dunia yang damai dan sejahtera dan kebersamaan yang teduh adalah cerminan dari kualitas relasi antar manusia yang sehat.
UNJUNGAN, kehadiran dan kebersamaan dalam iman akan Yesus pasti tak membawa keretakan. Sebab kunjungan dan kehadiran itu bermodalkan kasih.
"YESUS, Tuhan, tinggalkan bumi." Ia naik ke surga. Bisa dilukiskan bahwa IA kembali ke Rumah Bapa. Bertakhta mulia di singgasana keabadian.
PEMBERITAAN tentang Yesus dan Kabar Gembira tetap saja hadapi ganjalan. Di kota Berea terjadi kerusuhan. Paulus mesti tinggalkan tempat itu.
PENJARA, oleh kuasa Tuhan melalui Paulus dan Silas, diubah jadi area pewartaan iman. Kepala penjara dan seisi rumahnya akhirnya dibaptis.
JALAN TUHAN penuh derita itu tak pernah terhapus. Bukan karena para murid yang nanti bakal memperpanjang jalan derita itu.