• Kamis, 30 Maret 2023

KUB Hati Kudus Yesus Paroki Thomas Morus Maumere 'Sambut Kedatangan Bunda Maria'

- Sabtu, 29 Oktober 2022 | 10:02 WIB
Penjemputan Bunda Maria di KUB Hati Kudus Yesus Paroki Thomas Morus Maumere
Penjemputan Bunda Maria di KUB Hati Kudus Yesus Paroki Thomas Morus Maumere

MAUMERE (Katolikku.com) - Umat Katolik di Keuskupan Maumere, Flores memiliki tradisi unik untuk mengisi Bulan Rosario pada setiap Oktober, atau Bulan Maria pada setiap Mei.

Kebiasaan unik itu adalah mengarak Patung Bunda Maria dari rumah ke rumah atau dari suatu Kelompok Umat Basis (KUB) atau  Komunitas Basis Gerejawi (KBG) ke KUB yang lain.

Kegiatan perarakan berlangsung sepanjang bulan, mulai dari 01 Oktober hingga 31 Oktober.

Pada Rabu, 26 Oktober 2022 lalu, perarakan Patung Bunda Maria dari KUB Bunda Selalu Menolong ke KUB Hati Kudus Yesus,  Paroki St Thomas Morus Maumere.

Baca Juga: Renungan Katolik, Sabtu, 29 Oktober 2022 (Pekan Biasa XXX, St Narcissus)

Ketua KUB Hati Kudus Yesus, Magdalena Ferlin Sepe mengatakan, untuk menyambut kedatangan Bunda Maria di KUB-nya, umat melakukan beberapa persiapan khusus berupa membersihkan lingkungan, membetuk tim penyambutan, tim pengusung Patung Bunda Maria, dan tim penari tarian tradisional.

Perarakan patung Bunda Maria
Perarakan patung Bunda Maria

Pada Rabu (26/10) senja, umat dari KBU Bunda Selalu Menolong datang mengantarkan Patung Bunda Maria. Di perbatangan wilayah KUB, ratusan umat dari KUB Hati Kudus Yesus siap menyambut.

Setelah disapa dengan Bahasa Adat (Sikka), Bunda Maria direciki dengan Huler Wair merupakan sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat Maumere sebagai sarana untuk penerimaan seorang tamu istimewa.

Huler berasal dari kata huler dan wair (air). Huler sendiri merupakan sejenis daun yang lebar yang selalu hijau di sepanjang musim.

Baca Juga: Delegasi FABC Jelajahi Sejarah Katolik Thailand dalam Ziarah

Sementara kata Wair merupakan sebutan air dalam bahasa Sikka, dimana air kelapa yang merupakan lambang kesejukan dan kesucian. Karena air kelapa itu belum dijamah oleh apa pun.

Ritual ini harus direstui oleh Ibu Bumi dan Bapa Langit (Ina Nian Tanah Wawa, Ama Lero Wulan Reta) dalam bahasa Sikka.

Blatan ganu wair, ganu wair wali napun, bliran ganu bao, ganu bao wali wolon.” (Dingin seperti air, air yang mengalir di sungai, sejuk seperti pohon beringin, bagai beringin di perbukitan). Biasanya huler wair dilakukann oleh orang yang dituahkann atau tetua adat yang sudah diberikan kepercayaan terlwbih dahulu.

Halaman:

Editor: Maximus Ali Perajaka

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X