• Minggu, 28 Mei 2023

Suara Surgawi Untuk Paus Silvester dan Paus Benediktus XVI (Catatan Ringan Konser Voix Celestes)

- Sabtu, 7 Januari 2023 | 14:07 WIB
Bagi saya konser VOIX CELESTES kali ini merupakan
Bagi saya konser VOIX CELESTES kali ini merupakan

Oleh Stefanus Wolo Itu

 

Orang Swiss dan beberapa negara moderen Eropa bekas kekaiseran Romawi seperti Inggris, Perancis, Belgia, Spanyol, Portugal, Italia, Austria, Rumania, Albania, Yunani memberi nama SILVESTER untuk hari terakhir bulan Desember. Nama ini sebenarnya diambil dari Santo Silvester. Silvester kelahiran tahun 285 di Avellino, Italia adalah paus ke 33 gereja katolik Roma dari tahun 314-335 M.

Dia menjadi paus pada saat Konstantin Agung berkuasa 306-337 Masehi. Konstantinus awalnya menindas kekristenan. Suatu saat dia menderita kusta. Dia ingin sembuh melalui ritus penyembahan dewa-dewi. Sayangnya tak kunjung pulih. Menurut legenda, ia mimpi bertemu santo Petrus dan Paulus. Mereka menyuruh dia bertemu Silvester dan meminta doa penyembuhan. Dia sembuh dan kemudian dibabtis Silvester di Basilika Lateran. Konstantinus mengangkat paus Silvester sebagai penasihat rohaninya.

Konstantinus bertumbuh menjadi orang kristen yang taat. Tahun 313 dia mengeluarkan maklumat Milan. Maklumat ini membawa rahmat bagi kekristenan. Selama tiga abad umat Kristen tertindas. Tapi berkat maklumat Milan, pemerintah Romawi mengakui hak-hak umat Kristen.

Konstantinuspun menetapkan Kristen sebagai agama resmi kekaiseran. Kekristenan berkembang pesat dalam pelbagai aspek. Paus dan para pejabat gereja memperoleh jaminan sosial. Mereka mulai menata perayaan-perayaan gerejani dengan berpedomankan pada kalender liturgi. Penganut Kristen terus bertambah dan kehidupan membiara mulai bertumbuh. Berkat dukungan kaiser Konstantinus, paus Silvester membangun basilika St. Yohanes Lateran, basilika St. Petrus dan kubur para martir. Dia juga membangun gereja makam kudus Yesus di Jerusalem.

Paus Silvester meninggal 31 Desember 345 masehi dan dikuburkan di katakombe Santa Priscila, Roma. Dia adalah paus pertama bukan martir yang dimaklumkan sebagai santo. Pada dinding basilika santu Yohanes Lateran terdapat mosaik indah Jesus sedang memberikan kunci kuasa rohani kepada paus Silvester. Umat Kristen gereja perdana mengenangnya sebagai paus yang saleh. Mereka berdevosi khusus kepada paus Silvester. Gereja katolik Roma memperingati kematiannya setiap tanggal 31 Desember.

Umat paroki saya Eiken dan Stein selalu memaknai pesta santo Silvester dengan misa Silvester dan konser Silvester. Setiap tahun jam 16.30 saya merayakan ekaristi Silvester di Stein. Kami bersyukur kepada Tuhan atas berkat kehidupan dan perlindungan selama setahun. Perayaan Silvester tahun ini bertepatan dengan wafatnya paus emeritus Benediktus XVI. Pimpinan gereja keuskupan Basel mengajak kami menyiapkan doa umat khusus untuk almarhum pada misa Silvester dan awal tahun baru 2023. "Wir beten für unseren emeritierten Papst Benedikt XVI, der in Rom gestorben ist. Schenke ihm himmlischen Frieden und Leben in Fülle bei dir. Kita berdoa untuk paus emeritus Benediktus XVI yang meninggal di Roma. Anugerahkanlah dia kedamaian surgawi dan kepenuhan hidup dalam Dikau", demikian doa umat kami.

Jam 18.00 saya menonton konser di gereja Eiken yang dipentaskan grup vokal ensembel VOIX CELESTES dari Laufenburg Jerman pimpinan Simone Küpfer(organis dan dirigen paroki kami). Nama VOIX CELESTES berasal dari bahasa Perancis yang berarti suara surgawi. Simone, Christina, Cathrin, Eva, Stefanie, Patricia, Johanes, David dan Michael tampil dalam konser ini.

Mereka menyanyi dalam beberapa bahasa. Ada lagu-lagu Latin: Domine, labia mea aperis(Johann Crüger), Du pacem Domine(Melchior Franck), Jubilate Deo(Martin Stampf) dan Te Deum(Norman Warren). Lagu-lagu berbahasa Inggris: I as Glad(Martin Setchell), Quiet Lako(Christop Hiller), Midwinter(Bob Chilcott), Tears in Heaven(Lorens Maierhofer) dan put your Hand(Gene Mac Lellan).

Mereka juga menyanyikan lagu-lagu Jerman: Vom Himmel hoch, da komm ich her(JS Bach), Kommet, ihr Hirten(Dietrich Schuberth), Zu Bethlehem geboren(Jan Meyer), Bei stiller Nacht(Hugo Distler), Liebe Nachtigall, wach auf(Benno Kaiser), Wieder naht der heilige Stern(Lorens Maierhofer) dan Anker der Zeit(Albert Frey). Mereka juga menyanyikan lagu dari Zulu Afrika "Hambani Kahle".

Para penyanyi perempuan berpakaian hitam dan selendang merah. Sedangkan penyanyi pria mengenakan stelan hitam, kemeja putih dan dasi kupu-kupu. Mereka tidak hanya menyanyi dari depan altar, tapi juga di tengah para penonton dan dari atas loteng. Mereka tak hanya menyanyi A-CAPELLA, tapi juga diiringi suling, orgel, klavier, petikan jari dan tepukan tangan. Saya sungguh menikmati konser ini. Mereka menyanyi penuh penghayatan, suaranya merdu mengalun, meditatif menghantar saya merenungkan kehebatan paus Silvester dan Benediktus XVI.

Silvester dan Benediktus XVI menjadi Paus pada jaman yang berbeda. Silvester, paus saleh yang hidup pada jaman kekaiseran Romawi. Kesalehannya telah mengubah Konstantinus. Konstantinus menjadi Kristen dan menetapkan maklumat Milan. Ia membawa peradaban baru kekristenan dan kemanusiaan di wilayah-wilayah kekuasaan Romawi seperti Eropa, Afrika Utara dan Timur Tengah.

Benediktus XVI adalah tokoh penting gereja katolik abad ini dan pemikir brilian sejak konsili Vatikan II. Sebelum terpilih menjadi paus ke 265, dia menahkodai Propaganda Fide sejak 1981-2005. Dia mengikuti pendahulunya Johanes Paulus II terus berdialog dengan Judaisme, Islam dan gereja-gereja Kristen lainnya. Dia membela iman katolik di tengah dunia moderen saat ini. Dia menekankan tiga elemen penting dalam teologi kristiani yaitu iman dan pendidikan, iman dan pengalaman, rahmat kebijaksanaan.

Dalam tugas kegembalaannya, Benediktus tegas menolak aborsi, perceraian, perkawinan sejenis dan pelbagai ajaran yang menuruti keinginan duniawi. Dia berharap agar umat kristiani tetap teguh beriman kepada Allah yang mahakuasa. Bagi saya Benediktus cerdas dan bijaksana. Dia selalu mengingatkan bahwa seorang paus membutuhkan kekuatan tubuh dan pikiran agar mampu mengikuti perkembangan dunia dan menjalankan tugas kegembalaan. Kita patut meniru kesadaran kritisnya. Ketika kondisi fisik dan daya pikirnya menurun, dia rela meletakan jabatan kepausan pada tanggal 28 Pebruari 2013. Baginya jabatan paus tak harus diakhiri saat kematian.

Halaman:

Editor: Eleazar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Surga yang Terluka

Jumat, 28 April 2023 | 11:17 WIB

Jumat Agung di Saga (Sebuah Catatan Pribadi)

Jumat, 21 April 2023 | 09:51 WIB

Roma, Puasa dan Kuasa Ilahi

Kamis, 20 April 2023 | 16:24 WIB

JUMAT AGUNG 2023 ( satu perenungan)

Sabtu, 8 April 2023 | 07:15 WIB
X